Minggu, 12 November 2017

TERJEBAK DALAM TUBUH BERBEDA

"Apa salah Karmaku, ya Tuhan? Hingga harus kuterima keadaan ini. Berada dalam tubuh lelaki namun seakan Jiwaku sepenuhnya wanita."

Terdengar keluh setengah berbisik dari balik dinding bambu. Seseorang sedang merenungi perjalanan hidupnya yang terasa tidak mudah dilalui.

Hembusan angin lembut menyelinap di antara daun jendela, seakan Ibu Semesta membelainya penuh kasih sayang.

"Nak, setiap Jiwa di kehidupan ini dimasukkan ke dalam permainan dualitas rasa maskulin dan feminim. Sebuah Jiwa mesti mengalami pembelajaran untuk mengenal kedua bagian dari dualitas diri semesta-Nya itu."

"Di awal, saat Jiwa itu membelah menjadi dualitas maskulin-feminim, di situ ia belajar dalam tubuh maskulin dan feminim untuk merasakan pengalaman langsung di dalamnya."

"Setiap Jiwa memerlukan banyak kehidupan untuk sungguh-sungguh memahami sisi maskulin diri semesta-Nya. Juga memerlukan banyak kehidupan untuk memahami sisi feminim diri-Nya."

"Lalu Sang Jiwa akan belajar menyatukan kembali kedua sisi diri-Nya itu lewat proses pembelajaran penyatuan, untuk saling memahami satu sama lain sisi dirinya.  Di sinilah mulai terjadi tantangan dan pembelajarannya, Nak."

"Seringkali sebagai Jiwa dalam tubuh maskulinnya, ia sulit belajar memahami dan menyatu dengan sisi feminim dirinya. Maka pertengkaran demi pertengkaran terjadi dalam sejumlah kehidupan. Pasangan Jiwa itu tak mampu memahami sisi lain dirinya sendiri dalam tubuh yang berbeda jenis."

"Maka akan tiba suatu saat Sang Jiwa mesti berada dalam tubuh maskulin namun memainkan sisi feminimnya, atau sebaliknya berada dalam tubuh feminim untuk memainkan sifat maskulin Jiwanya. Semua ini agar Sang Jiwa lebih mudah mengerti pelajaran dirinya dan mudah empati pada sisi lain dirinya."

"Kenalilah sisi lain dirimu sebagai Jiwa, Nak, sebelum kehidupan mesti menempatkanmu pada tubuh yang berbeda dengan sifat yang sedang kau pelajari.
Tak ada yg salah, ini hanya proses pembelajaran bagi belahan Jiwa untuk menyatu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar