Kamis, 08 Februari 2024

Pura Ponjok Batu, Penyeimbang Bali Utara

Pura Ponjok Batu merupakan salah satu Penyungsungan Jagat atau Pura Dang Kahyangan, selain Pura Pulaki di Desa Banyupoh, Gerokgak. Pura ini terletak di Desa Julah, Kecamatan Tejakula, Buleleng. Memang tidak ada data pasti mengenai awal keberadaan pura ini. Namun yang diketahui, keberadaan pura ini tak bisa lepas dari sejarah kedatangan Pendeta Siwa Sidanta yaitu Danghyang Nirartha (Ida Pedanda Sakti Wawu Rawuh) pada abad ke-15, saat masa pemerintahan Dalem Waturenggong di Bali.

Pura ini memiliki rekaman sejarah yang panjang dan unik. Hal tersebut ditelusuri lewat temuan arkeologi, efigrafi dan folklore (cerita rakyat) yang hidup di tengah masyarakat Julah dan sekitarnya.

Berdasarkan kajian arkeologis, saat penggalian di lokasi perbaikan pura tahun 1995 ditemukan sarkopah/sarkopagus. Kini sarkopah itu disimpan bersama sarkopah lainnya di halaman depan Pura Duhur Desa Kayuputih, Banjar. Sarkopah (peti mayat) terbuat dari batu cadas, banyak ditemukan di beberapa daerah di Bali.

Sistem penguburan menggunakan sarkopah berlangsung sejak zaman perundagian di Bali tahun 2500-3000 SM, atau sekitar 5.000 tahun lalu. Berarti di sekitar kawasan Pura Ponjok Batu pernah dihuni masyarakat yang mendukung budaya sarkopah. Sarkopah merupakan tempat disemayamkannya jasad orang yang dihormati masyarakat. Pada zaman perundagian, masyarakat percaya pemujaan roh nenek moyang dan orang-orang yang dihormati, seperti kepala suku atau ketua adat. Seperti halnya tradisi pembuatan mumi di Mesir, Babilonia, Siria dan lainnya.

Sementara menurut kajian efigrafi atau prasasti, Desa Julah sebagai pemukiman sangat ramai. Ini diketahui dari prasasti yang dikeluarkan raja-raja dari Dinasti Warmadewa, masing-masing masa pemerintahan Raja Sang Sri Aji Ugrasena (tahun 923 M), Raja Sri Aji Tabanendra Warmadewa (955 M), Raja Sri Janasadhu Warmadewa (975 M), Raja Sri Dharma Udayana Warmadewa (1011 M), Raja Putri Sang Adnyadewi, Prabu Marakatta (1022-1026 M), Raja Sri Paduka Anak Wungsu dan Raja Sri Prabu Jayapangus (1181 M).

Raja-raja yang pernah berkuasa itu hampir semuanya pernah mengeluarkan prasasti tentang keberadaan Desa Julah. Di sana disebutkan pula bahwa tugasnya menjaga sebaik-baiknya semua pura yang ada di wilayah Desa Julah. Kendati tidak disebutkan dengan jelas tentang Pura Ponjok Batu, tetapi dipastikan Pura Ponjok Batu merupakan salah satu pura yang ikut dirawat. Di pura itu juga ditemukan beberapa patung, di antaranya patung Dewa Siwa, Nandini dan Ganesa. Ini merupakan petunjuk bahwa perhatian raja Dinasti Warmadewa terhadap Pura Ponjok Batu sangat besar.


Masa kekuasaan Warmadewa berlangsung sampai 1343, ditandai dengan jatuhnya Kerajaan Bedahulu oleh Majapahit. Selanjutnya pemerintahan di Bali dipegang Dinasti Kepakisan yang berpusat di Samprangan, lalu pindah ke Gelgel. Sampai kekuasaan Dalem Waturenggong, mulai ada perhatian terhadap Pura-pura di Bali Utara/ Denbukit. Diawali dengan kedatangan Danghyang Nirartha. Saat itu Pura-pura yang ada di Bali Utara mendapat kunjungan kembali dalam bentuk dharma yatra, mulai dari Pura Pulaki dan pura lainnya, termasuk Ponjok Batu.

Danghyang Nirartha kemudian melanjutkan perjalanannya ke Lombok, setelah menolong seorang bendega atau awak perahu asal Lombok, yang sedang karam di sekitar pantai Ponjok Batu. Dikisahkan, awak perahu itu melihat batu bersinar di tengah laut. Batu didatangi, dibelah. Tetapi kemudian mereka tidak bisa berangkat sampai datang pertolongan dari Danghyang Nirartha. Batu itu hingga kini masih ada di pantai Ponjok Batu.

Sejak kedatangan Danghyang Nirartha, nilai spiritual tempat suci kembali bangkit. Pura Ponjok Batu mulai memancarkan sinar secara terus-menerus, walaupun Danghyang Nirartha telah meninggalkan tempat itu menuju ke Lombok, seperti terungkap dalam lontar Dwijendra Tattwa.

Sementara berdasarkan folklore, Pura Ponjok Batu berasal dari cerita Ida Batara di Bali yang menimbang beratnya Bali Utara dari Pura Penimbangan di Desa Panji. Ternyata Bali Utara bagian timur lebih ringan. Maka Ida Batara menambah tumpukan batu di bagian timur Bali Utara sehingga timbangan itu menjadi seimbang.

Pura Ponjok Batu telah beberapa kali dipugar. Pemugaran terakhir dimulai 1994 hingga dilakukannya upacara Ngenteg Linggih pada Saniscara Wayang Karo, 8 Agustus 1998. Pura ini terbuat dari batu hitam yang didesain sedemikian rupa agar keberadaannya tetap kuat. Saat ini, pelinggih yang ada di Pura Ponjok Batu meliputi:

1. Padmasana

2. Pelinggih Dang Hyang Nirartha

3. Pelinggih Ciwa

4. Pelinggih Ganesa

5. Pelinggih Batara Baruna

6. Pelinggih Seluang

7. Pelinggih Ratu Ayu Pangenter

8. Pelinggih Taksu (Dewa Gede Ngurah)

9. Pelinggih Ratu Bagus Mas Pengukiran

10. Pelinggih Ratu Bagus Mas Subandar

11. Pelinggih Taksu (Ratu Bagus Penyarikan)

12. Bale Pesandekan

13. Bale Paselang

14. Bale Ongkara

15. Bale Gegitaan

16. Bale Reringgitan

17. Bale Kulkul

18. Bale Pegat

19. Bale Paninjoan

Sementara menurut pemangku di Pura Ponjok Batu Jro Mangku Ketut Ludri (50) dan Jro Mangku Nengah Widi (37), piodalan di Pura ini dilaksanakan dua kali setahun masing-masing saat Purnama Desta dan Sasih Kasa Purnama Kasa, Pangelong Ping Tiga (sasih gemuh) yang jatuh 13 Juli 2006. Sedangkan piodalan Purnama Desta nanti pada 12 Mei 2006. Menurut Jro Mangku, pada piodalan Purnama Desta, diikuti pangempon pura ini yaitu warga Desa Adat Bangkah, Tejakula. Sedangkan pada saat piodalan Sasih Kasa, diikuti warga se-Kecamatan Tejakula. Saat odalan atau Purnama Tilem, banyak warga pedek tangkil ke pura ini, termasuk para pejabat. "Biasanya banyak yang nunas tamba, melukat dan nunas keselamatan," ujar Jro Mangku Nengah Widi.

Konsep Nyegara Gunung

Ada tradisi yang ada hingga sekarang dan masih berjalan di wilayah Pura Ponjok Batu. Pura ini memiliki hubungan dengan Pura Bukit Sinunggal di Desa Tajun, Kubutambahan. Setiap ada upacara melasti Ida Batara di Pura Bukit Sinunggal dan Pura-pura lain di Tajun, upacara pemelastian selalu diselenggarkan di Pura Ponjok Batu karena di sana terdapat sumber air tawar yang memiliki kesucian dan dikatakan sebagai air campuhan antara air darat dan laut.

Hubungan antara Pura Ponjok Batu dan Pura Bukit Sinunggal sangat erat. Pura Ponjok Batu sebagai zenit bawah dan Pura Bukit Sinunggak di Tajun sebagai zenit atas. Ini membuktikan adanya keserasian yang kekal antara segara dan gunung. Bali punya nilai spiritual sangat tinggi karena sepanjang pantai Bali Utara, jarak pantai dan gunung sangat berdekatan, sehingga tingkat kesucian segara sama dengan kesucian daerah pegunungan. Karena itu, upacara nyegara gunung dalam upacara pitra yadnya sangat penting dilaksanakan. (ari)

https://www.babadbali.com/pura/plan/ponjok-batu.htm

Rabu, 29 Maret 2023

Rahajeng Semeng

Om Swastyastu 🙏 

Om Ano Badrah Kratavo Yantu Visvatah

Yajur Weda XXV. 14

(Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru)

Tetaplah berjalan dalam ajaran Dharma, niscaya kita akan temukan Kedamaian
🙏🙏🙏

Rabu, 15 Juni 2022

Panca Sembah

Mantra Kramaning Sembah atau Panca Sembah diucapkan setelah melaksanakan Puja Tri Sandya.

Sarana persembahyangan yang pada umumnya digunakan umat Hindu meliputi Bunga, Dupa dan Air Suci (Tirtha).

Berikut ini adalah urutan-urutan Panca Sembah, baik pada waktu sembahyang sendiri ataupun sembahyang bersama:

1. Sembah pertama tanpa bunga (Sembah Puyung), ucapkan mantra:

“Om Atma Tattvatma Soddha Mam Svaha”

2. Sembah ke dua yaitu Menyembah Sanghyang Widhi Wasa sebagai Sanghyang Aditya dengan sarana bunga, ucapkan mantra:

“Om Adityasyaparam jyotih Rakta teja namo’stute Svetapangkaja madhyasthah Bhaskarayo namo’stute”

3. Sembah ketiga menyembah Sanghyang Widhi Wasa sebagai Ista Dewata dengan Sara Kwangen atau Bunga, ucapkan mantra:

“Om namo devaya adhistanaya Sarva vyapi vai sivaya Padmasana eka prathistaya Ardhanaresvarya namah svaha”

4. Sembah ke empat Menyembah Sanghyang Widhi Wasa sebagai pemberi anugerah, dengan sarana kwangen atau bunga, ucapkan mantra:

“Om nugrahaka manohara, Deva dattanugrahaka, Arcanam sarva pujanam, Namah sarvanugrahaka, Om Deva devi mahasiddhi yajnangga nirmalatmaka, Laksmi siddhisca dirgahayuh Nirvighna sukha vrddhisca”

5. Sembah ke lima, Sembah Tanpa Bunga (Sembah Puyung), ucapkan mantra:

“ Om Deva Suksma Paramacintya Namah Svaha”

Setelah persembahyangan selesai (Panca Sembah) dilanjutkan dengan memohon Tirtha (air suci) dan Bija/ Wibhuti.

Itulah urutan persembahyangan umat Hindu dengan Panca Sembah.

Terimakasih 🙏 

Senin, 29 April 2019

Sadarlah Bahwa Hidup Itu Pendek

Akte Lahir...  Adalah Kertas.
Ijazah...  Juga Kertas.
Akte Nikah...  Kertas.
Paspor...  Kertas.
Surat Kepemilikan Rumah...   Juga Kertas.
UANG...  Juga Kertas.

Kehidupan Kita Layaknya Hanya Di Kelilingi Kertas-Kertas.

Seiring Waktu Berlalu, Semua Di Robek.
Kemudian Di Buang Dan Di Bakar.

Berapa Banyak Orang Bersedih Karena "Kertas-Kertas"Yang Di Milikinya.
Dan Berapa Banyak Orang Begitu Bahagia Dengan "Kertas-Kertas" Yang Di Milikinya.

Tetapi...

Ada 1 (Satu) Lembar Kertas Yang Tidak Mungkin Di Lihat Oleh Manusia Itu Sendiri  Yaitu,  "AKTE KEMATIAN" Nya Sendiri!

Maka Manusia Itu Ada Batasnya Yang Tidak Mungkin Dia Mampu Menjangkau Waktu.

Ada 2 (Dua) Hal Yang Tidak Akan Selamanya Ada Dalam Diri Seseorang :
~ Masa Mudanya, Dan
~ Kekuatannya.

Dan 2 (Dua) Hal Yang Berguna Untuk Setiap Orang :
~ Hati Yang Mulia, Dan
~ Hati Yang Mengampuni.

Juga 2 (Dua) Hal Pula Yang Akan Mengangkat Derajat Seseorang  :
~ Sikap Rendah Hati,Dan
‌~ Berbagi Kasih.

Belajarlah Punya Prinsip Hidup

Ada 3 (Tiga) Fase Hidup Yang Tampak Dari Kita :

1. Masa Puber Kita Punya
    Waktu Dan Kekuatan
    Tetapi Tidak Punya
    "UANG".

2. Masa Bekerja Kita
    Punya Uang Dan
    Kekuatan, Tetapi Tidak
    Punya "WAKTU".

3. Masa Tua Kita Punya
    Uang Dan Punya Waktu,
    Tetapi Tidak Punya
    "KEKUATAN" Lagi.

Manfaatkan Kesempatan Hidup Sebaik-Baiknya Selagi Masih Bisa Bernapas.

Kita Selalu Yakin Bahwa Kehidupan Orang Lain Lebih Baik Dari Kehidupan Kita.
Dan Orang Lain Pun Meyakini, Bahwa Kehidupan Kita Jauh Lebih Baik Darinya.

Hal Itu Terjadi Di Karenakan Kita Melupakan 1 (Satu) Hal Terpenting Dalam Hidup, Yaitu :
Bersikap "MENSYUKURI APA YANG SUDAH KITA MILIKI".

Oleh Sebab Itu...

Nikmati Hidup, Sebelum Hidup Tidak Bisa Di Nikmati.
Dan Selalu Bersyukur Atas Segala Nikmat & Karunia Hidup.

Tidak Capek Pun Perlu Istirahat.
Tidak Kaya Pun Perlu Bersyukur.

Sadarlah Hidup Itu Pendek.
Pasti Ada Saatnya Finish
Lakukan YG Terbaik  Hari Ini

Jumat, 05 April 2019

7 Keajaiban Dunia

Seorang Guru memberikan tugas kepada siswanya untuk menuliskan 7 Keajaiban Dunia.

Malamnya sang Guru memeriksa tugas itu,
Sebagian besar siswa menulis demikian

Tujuh Keajaiban Dunia :
1. Piramida.
2. TajMahal.
3. Tembok Besar Cina.
4. Menara Pisa.
5. Kuil Angkor.
6. Menara Eiffel.
7. Candi Borobudur.

Lembar demi lembar memuat hal yang hampir sama.

Beberapa perbedaan hanya terdapat pada urutan penulisan daftar tersebut.

Tapi Guru itu terus memeriksa sampai lembar yang paling akhir…

Tapi saat memeriksa lembar yang paling akhir itu, sang Guru terdiam.
Lembar terakhir itu milik si Gadis Kecil Pendiam…

Isinya seperti ini :

Tujuh Keajaiban Dunia:
1. Bisa Melihat,
2. Bisa Mendengar,
3. Bisa Menyentuh,
4. Bisa Disayangi,
5. Bisa Merasakan,
6. Bisa Tertawa, dan
7. Bisa Mencintai…

*Setelah duduk diam beberapa saat, sang Guru menutup lembaran tugas siswanya.*
*Kemudian menundukkan kepalanya berdo'a...*

_Mengucap syukur untuk Gadis Kecil Pendiam di kelasnya yang telah mengajarkannya sebuah Pelajaran Hebat, yaitu:_

*Tidak perlu mencari sampai ke ujung bumi untuk menemukan keajaiban...*

*Keajaiban itu, ada di sekeliling kita, untuk kita miliki dan tak lupa untuk kita " SYUKURI " !!!*

_*Apa yang kita cari dalam Hidup ini...?*_

◆ *Kita hidup di kebun, kita Merindukan kota ...*

◆ *Kita hidup di kota, merindukan kebun...*

◆ *Kalau kemarau, kita tanya kapan hujan?*

◆ *Di musim hujan, kita tanya kapan kemarau ?*

◆ *Diam di rumah, inginnya pergi...*

◆ *Setelah pergi, inginnya pulang ke rumah...*

◆ *Waktu tenang, cari keramaian...*

◆ *Waktu ramai, cari ketenangan...*

◆ *Ketika masih bujang mengeluh ingin nikah, Sudah berkeluarga mengeluh belum punya anak, setelah punya anak mengeluh betapa beratnya biaya Hidup dan Pendidikan...*

_*Ternyata SESUATU itu tampak indah, karena belum kita miliki...*_

◆ *Kapankah kebahagiaan didapatkan kalau kita hanya selalu memikirkan apa yang belum ada, tapi mengabaikan apa yang sudah kita miliki...*

*Jadilah Pribadi yang SELALU BERSYUKUR*
*dengan rahmat yang sudah kita miliki...*

_*Mungkinkah selembar daun yang kecil dapat menutupi bumi yang luas ini..??*_

*Menutupi telapak tangan saja sulit...*

*Tapi kalau daun kecil ini nempel di mata kita, maka tertutuplah “BUMI" dengan Daun,*

*Begitu juga bila hati ditutupi pikiran buruk sekecil apa pun, maka kita akan melihat keburukan dimana-mana*
*Bumi ini pun akan tampak buruk...*

*Jangan menutup mata kita, walaupun hanya dengan daun yang kecil...*

*Jangan menutupi hati kita, dengan sebuah pikiran buruk, walau cuma seujung kuku...*

*SYUKURILAH apa yang sudah kita miliki sebagai modal untuk meMULIAkanNYA...*

_*Karena Hidup adalah :*_
_*WAKTU yang dipinjamkan,*_
_*dan Harta adalah BERKAH yang dipercayakan...*_

_*Dan semua itu, kelak akan dimintai pertanggungjawabannya.*_

*Jadi... Bersyukurlah atas Nafas yang masih kita miliki...*

*Bersyukurlah atas Keluarga yang kita miliki...*

*Bersyukurlah atas Pekerjaan yang kita miliki...*

*Bersyukur & selalu bersyukur di dalam segala hal.*

_*Segeralah berlomba dalam kebaikan...*_

Semoga bermanfaat.

Rabu, 30 Januari 2019

Jemputlah REJEKI Itu

Kalau datangnya rejeki itu karena kerja keras...
maka kuli bangunan lah yg akan cepat kaya.

Jika rejeki itu ditentukan dari waktu kerja...
maka warung kopi 24 jam lah yg akan lbh mendapatkanya..

Jika rejeki itu milik orang pintar...
maka dosen yg bergelar panjang yg akan lebih kaya...

Jika rejeki itu karena jabatan...
maka presiden dan raja lah orang yg akan menjadi orang terkaya di dunia...

Rejekii itu karena kasih sayang Tuhan
Jadii....rejeki akan datang kepada yg mau selalu berusaha, berdoa, dan percaya Tuhan itu Maha Kaya dan Maha Mencukupi.

Semoga tahun 2019 menjadi momen pencapaian semua impian terindahmu, kawanku.
==================================

Minggu, 27 Januari 2019

IMPIAN Seorang Eun Ji Kim

Saat belajar Ilmu Optik dan Manajemen Bisnis di perguruan tinggi, Eun Ji Kim bermimpi menjalankan bisnisnya sendiri daripada bekerja di pekerjaan kantor standar.
“Ketika saya sedang mencari barang bisnis, teman saya memberi tahu saya tentang pemasaran jaringan. Setelah mendengarnya, saya menyadari bahwa itu adalah model bisnis yang saya cari. Membantu seseorang dan mencapai kesuksesan saya pada saat yang sama? Bisnis yang luar biasa! ”
Dia awalnya mulai bekerja dengan perusahaan lokal di Korea dan menemukan kesuksesan. Tapi tak lama kemudian, dia menyadari bahwa dia dibatasi oleh perusahaan itu dan tidak bisa percaya itu bisa diandalkan. Pada saat itulah dia bertemu Emerald Executive Yoon Ji Young yang dengan senang hati memperkenalkannya kepada Synergy. Dia kemudian bertemu dengan Presiden Eksekutif Ganda Hwang Han Tae di Busan. Setelah bertemu dengan Hwang Han Tae, dia akhirnya memutuskan untuk bekerja di Synergy.
"Itu tadi Menajubkan! Semua yang saya butuhkan untuk berhasil sudah ada di Sinergi. Terutama produknya adalah yang terbaik di dunia, dan sistem terbaik di dunia. Saya yakin. "
Bisnis Synergy Kim tumbuh dengan baik, tetapi seperti halnya dalam kebanyakan kasus, bisnis itu tidak selalu berjalan sesuai keinginannya. Kim jelas berurusan dengan tantangannya. “Setiap kali saya merasa tertekan,” katanya, “Yun Tae Hwang memberi saya banyak nasihat tentang cara mengatasi setiap kesulitan. Setiap kali saya melihatnya membangun bisnis globalnya dengan penuh semangat, saya cukup termotivasi untuk bekerja lebih keras. Itulah cara saya bisa sukses seperti ini. "
Synergy tidak hanya mengubah pendapatannya, tetapi seluruh kehidupan untuk Eun Ji Kim dan keluarganya. Sekarang dia bersiap untuk kembali ke dasar-dasar dan terus membangun bisnisnya dengan perspektif yang selalu diperbarui.