Kamis, 26 Maret 2015

Jalan-Jalan ke Museum Bali

Pagi semuanya, bagaimana kabarnya hari ini? Pagi ini tanggal 27 Maret 2015, sangat senang rasanya dapat jalan-jalan ke Museum Bali bersama anak dalam rangka kegiatan di sekolahnya. Museum Bali ini terletak di lokasi strategis di pusat kota Denpasar tepatnya di timur Lapangan Puputan Badung, Denpasar.

Museum bali adalah museum penyimpanan peningggalan masa lampau manusia dan etnografi. Koleksi museum terdiri dari benda-benda etnografi antara lain peralatan dan perlengkapan hidup, kesenian, keagamaan, bahasa tulisan dan lain-lainnya yang mencerminkan kehidupan dan perkembangan kebudayaan bali.

Sejarah Pembangunan
Gagasan mendirikan museum Bali dicetuskan pertama kali oleh W.F.J. Kroon (1909-1913) Asisten Residen Bali Selatan di Denpasar. Gagasannya terwujud dengan berdirinya sebuah geung yang disebut Gedung Arca pada tahun 1910. Para arsiteknya adalah I Gusti gede Ketut Kandeldari banjar abasan dan Igusti Ketut Rai dari banjar Belong bersama seorang arsitek jerman yaitu Curt Grundler. Sokongan dana dan material berasal dari raja-raja yaitu Buleleng, Tabanan, Badung dan Karangasem.Gagasan W.F. sttuterhim Kepala dinas purbakala, melanjutkan usaha-usaha melengkapi museum dengan peninggalan etnografi pada tahun 1930. Untuk memperlancar pengelolaan museum maka dibentuklah sebuah yayasan yang diketuai oleh H.R. Ha'ak, penulis G.J Grader, bendahara G.M.Hendrikss, para anggota R. Goris, I gusti Ngurah Alit raja Badung, I Gusti Bagus Negara dan W.Spies. Personalia yayasan disahkan pada tanggal 8 Desember 1932 dan sekaligus Museum Bali dibuka untuk umum. Gedung Tabanan, Gedung Karangasem dan Gedung Buleleng dibuka untuk pameran tetap dengan koleksi dari benda-benda prasejarah, sejarah, etnografi termasuk seni rupa.

Bangunan
Eksterior dinding, halaman, dan gerbang dirancang dengan gaya khas puri atau kerajaan di Denpasar. Ada empat paviliun di kompleks museum. Paviliun di tempat ini mewakili berbagai kabupaten di Bali.
Pada bagian utara terdapat paviliun Tabanan. Koleksi-koleksi yang ditampilkan adalah peralatan tari seperti kostum tari, semua jenis topeng untuk tarian topeng, wayang kulit, keris (pedang tradisional Bali) untuk tari Calonarang, dan juga beberapa patung kuno.
Di tengah kompleks tersebut berdiri paviliun Buleleng. Bangunan ini memiiki gaya khas Pura di Bali utara. Anjungan ini memiliki koleksi pakaian Bali termasuk kipas tradisional Bali.
Paviliun terakhir, yang terletak di pintu masuk utama di mana anda akan melihat kulkul yang tinggi menjulang (peralatan tradisional untuk mengumpulkan penduduk), serta berbagai koleksi prasejarah lainnya. Anda dapat melihat peralatan yang digunakan oleh manusia selama masa berburu dan bercocok taman, periode budidaya, dan periode metalik. Sedangkan lantai atas paviliun ini menampilkan koleksi seni rupa Bali. Museum Bali adalah tempat yang baik untuk belajar lebih banyak tentang Bali.

sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Bali

Ini beberapa foto dokumentasi yang sempat diabadikan saat jalan-jalan tadi pagi.




Selamat menikmati pemandangannya..!!!  :-)
Terimakasih

Selasa, 24 Maret 2015

Radhit Mebanten Canang

Sangat berbahagia sekali melihat si kecil mau mengikuti jejak orangtua nya. Terutama hal-hal yang positif yang sangat berguna untuk di masa depan nya. Hal ini dilakukan oleh si Radhit kecil yang mau mebanten sehari-hari. Padahal umur nya baru 6,5 tahun, tapi sudah melakukan hal yang sangat luarbiasa menerapkan pelajaran Agama di kehidupan sehari-hari. Walaupun masih di pandu, tapi semangat dan percaya diri terlihat dari sinar matanya yang ceria.

Berikut ini foto-foto gaya Si Radhit kecil mebanten canang sore hari itu: :-)

Sabtu, 21 Maret 2015

SELAMAT HARI RAYA NYEPI 1937

"Om Swastyastu"

SELAMAT HARI RAYA NYEPI, Selamat Tahun Baru Caka 1937.
Semoga Ida Hyang Widhi Wasa senantiasa melimpahkan Wara Nugraha-NYA kepada kita semua. Semoga Hari Raya Suci Nyepi sebagai cermin di masa yang baru saja kita lewati ini agar ke depannya menjadi jati diri yang lebih baik dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.!

"Om Santhi, Santhi, Santhi Om"